Sabtu, 21 Desember 2013

Laporan lengkap ikhtiologi


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Dalam mempelajari tentang ikan ,ada yang dikenal dengan ilmu morfologi ikan dan system intergumen pada ikan yaitu mempelajari ikan dari bagian-bagian yang terluar seperti dengan melihat bentuk tubuh maupun bentuk mulut serta bentuk sisik,secara umum ikan mempunyai sifat atau cirri-ciri serta bentuk yang berbeda antara spesies yang satu dengan spesies yang lainnya. Akan tetapi, ikan mempunyai bentuk-bentuk dan pola yang sama yaitu terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, badan, dan ekor.
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan. Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk mengukur antara lain panjang total,panjang biasa,panjang dasar, tinggi dan lebar badan,tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata.
Berdasarkan hasil diatas maka perlu dilakukan praktek mengenai morfologi ikan, metode pengukuran tubuh ikan, serta identifikasi dan sistematika ikan maka perlu di adakan praktikum dilaboratorium.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat pada praktikum ini adalah sebagai:
1.      Morfologi ikan
         Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengenal bentuk luar ikan, mengamati morfologi dan letak/posisi bagian luar tubuh ikan.
         Manfaat percobaan ini yaitu agar mahasisiwa dapat mengenal bagian-bagian dari tubuh ikan ikan serta mengetahui fungsinya masing-masing.
2.      Metode menghitung ukuran tubuh ikan
       Tujuan percobaan ini yaitu Untuk memperkenalkan metode atau cara menghitung berbagai ukuran ikan yang dapat digunakan dalam identifikasi dan kuantifikasi morfologi ikan.
Manfaat perrcabaan ini yaitu Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengenal bagian-bagian dari ikan.
3.      Identifikasi sistematika ikan
            Tujuan dari praktikum ini yaitu Untuk mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi dan mengklasifikasi suatu jenis ikan.
            Mamfaat percobaan ini yaituAgar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan setiap jenis ikan.










 

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Identifikasi dan sistematika ikan
2.1.1.      Klassifikasi ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus)
Adapun klasifikasi dari ikan kerapu sunu menurut sanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kindom : Animalia
Phylum  : Chordata
Class  : Actinopterygi
Order : Perciforms
Family : Serranidae
Genus : Plectropomus
Species : P.leopardus











Gambar 1. Ikan kerapu sunu (P.leopardus)




2.1.2.      Klasifikasi ikan baronang (Siganus canaliculatus)
Menurut Rahardjo (2008), mengklasifikasikan ikan Baronang sebagai berikut :
Kingdom  : Animalia
            Phylum  : Chordata
                        Class : Pisces
                                    Ordos : Perciformes
                                                Family : Siganidae
                                                            Genus  : Siganus
                                                                        Spesies : S.canaliculatus











Gambar 2. Ikan Baronang (S.canaliculatus)






2.1.3.      Klasifikasi Ikan kerapu macan (Epinephelus Fuscoguttatus)
Klasifikasi  ikan kerapu macan :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Osteichtyes
Ordos  : Percomorphi
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Species :E.Fuscoguttatus





Gambar 3: Ikan kerapu macan (E.Fuscoguttatus)






2.2. Morfologi ikan
1.      Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Warna tubuh warna merah atau kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah, yang warnanya biasa berubah apabila dalam kondisi stress.
Bentuk badan kerapu macan memanjang dan cenderung gepeng (compressed) atau agak membulat. Ketebalan tubuh adalah 2,6 – 2,9 dari panjang standar, dengan skala garis lateral adalah 53-58. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat. Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded). Lobang hidung besar berada diatas mulut berbentuk bulan sabit.(Nurfitriana,2011)
Ikan kerapu macan (fuscoguttatus) merupakan ikan karang yang tergolong dalam famili Serranidae, tubuhnya dipenuhi sisik yang berukuran kecil yang berbentuk sikloid. Nama kerapu diberikan biasanya untuk empat genus Serranidae yaitu Epinephelus, Variola, Plectropampus dan Cromileptes. Di Indonesia Epinephelus sendiri mempunyai 38 species. Sebagian besar famili Serranidae.(Nurfitriana,2011)
2.      Ikan Baronang (Siganus canaliculatus)
Baronang (S. canaliculatus)adalah ikan laut yang termasuk famili Siginidae. Ikan beronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di indo-pasifik dan timur mediterania ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish hal ini karena pemakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) yang rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut. (Sulistiyono.2005)
3.      Ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus)
Bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar kehitaman. (Cornish,2004)
2.3. Metode pengukuran tubuh ikan
Ikan merupakan hewan air yang memiliki bentuk, ukuran dan warna yang berbeda tergantung dari spesies dan dimana dia hidup atau beradaptasi dengan lingkungannya. Ciri pada ikan berbeda-beda yang biasa disebut ciri morfometrik dan meristrik. Ciri morfometrik merupakan ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan. Seperti panjang ikan, panjang badan dan sebagainya. Sedangkan ciri meristik yaitu ciri yang berkaitan dengan jumlah jari-jari keras dan lemah pada garis puggung dan sebagainya (Lahiank, 2011).
Ukuran ikan menunjukan besar kecilnya ikan. Ikan dikatakan besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm, yang dimaksud panjang yang diukur dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor yang disebut ukuran panjang total ikan. Sedangkan, untuk jari-jari sirip dada ikan dapat dikelompokan dalam dua tipe yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah. Jari-jari keras ditulis dengan angka romawi dan jari-jari lemah ditulis dengan menggunakan angka (Rahardjo, 2011).




















 

III. METODE PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 November 2013 pukul 14.00-16.00 WITA bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univeritas Halu Oleo Kendari.

3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Praktikum Metode Mengukur Tubuh Ikan Beserta Kegunaannya.
No
Alat dan Bahan
Satuan
Kegunaan
1.






2.

Alat
-          Baki/talenan
-          Peralatan bedah
-          Alat menggambar

-          Mistar

Bahan
-     Ikan kerapu sunu
(P. leopardus)
-     Ikan Baronang
(S. canaliculatus)
-     Ikan kerapu macan (E. Fuscoguttatus)

-
-
-

Cm


-

-

-

Tempat untuk meletakkan bahan
Untuk membedah bahan
Untuk menggambar morfologi dan anatomi obyek yang diamati
Untuk mengukur obyek


Sebagai obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati



3.3. Prosedur Kerja
1.      Morfologi ikan
-          Siapkan preparat (ikan) dan beberapa jeis ikan
-          Siapkan papan preparat,pinset,buku gambar,dan peralatan lainnya.
-          Letakan ikan diatas papan preparat,lalu amati morfologi ikan.
-          Mengamati dan mencatat setiap morfologi ikan yang di amati.
2.      Metode mengukur tubuh ikan
-          Sediakan preparat yang utuh,dari spesies yang mempunyai jari-jari lemah dan keras.
-          Letakan preparat, kepala sebelah kiri dan perut menghadap ke bawah.
-          Buka penutup jari-jari
-          Amati dan setiap sirip ikan,jenis dan jumlahnya dan panjang jari-jarinya.
-          Amati sisik pada setiap bagian ikan.
-          Ukur setiap parameter ukuran ikan.
3.      Identifikasi dan sistematika ikan
-          Sediakan preparat yang ada kunci identifikasinya, Amati morfologinya untuk setiap spesies ikan.
-          Amati dan hitung sirip punggung (D), sirip ekor (C), sirip dubur (A), sirip dada (P), dan sirip perut (V), dan morfologi lainnya, masukan kedalam rumus identifikasi.


 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1.      Jenis ikan praktikum
Pada praktikum ini digunakan 3 jenis ikan berbeda yakni sebagai berikut:
a.      Ikan kerapu sunu (P. leopardus)





Gambar 4. Ikan kerapu sunu (P. leopardus). (Dok. Pribadi, 2013)
b.      Ikan baronang (S. canaliculatus)





Gambar 5. Ikan baronang (S. canaliculatus). (Dok. Pribadi,2013)

c.       Ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus)




Gambar 6. Ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus). (Dok. Pribadi,2013)
4.1.2.      Metode mengukur tubuh ikan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel.2  berikut :
Tabel 2.Hasil Pengamatan pada Praktikum Metode Mengukur Tubuh Ikan
NO
PARAMETER
JENIS IKAN
1
2
3
1.
Berat tubuh
160 gr
150 gr
210 gr
2.
Panjang total
170 mm
210 mm
230 mm
3.
Panjang standar
120 mm
175 mm
195 mm
4.
Panjang bagian sirip dorsal
10 mm
15 mm
20 mm
5.
Panjang batang ekor
15 mm
15 mm
30 mm
6.
Panjang dasar sirip dorsal
90 mm
110 mm

7.
Tinggi tubuh
65 mm
70 mm

8.
Tinggi batang ekor
10 mm
20 mm
40 mm
9.
Panjang sirip pectoral
25 mm
45 mm

10.
Panjang sirip pelvic
20 mm
35 mm

11.
Panjang dasar sirip anal
60 mm
45 mm

12.
Panjang kepala
30 mm
45 mm
80 mm
13.
Panjang atau lebar mata
10 mm
14 mm
9 mm
14.
Panjang hidung
10 mm
13 mm
20 mm
15.
Panjang antara mata dan sudut keeping tutup insang
15 mm
28 mm

16.
Tinggi kepala
45 mm
15 mm
66 mm
17.
Panjang maksilari
1 mm
26 mm
26 mm
18.
Jumlah sirip dorsal pertama
13
10
18
19.
Jumlah sirip dorsal kedua
10
10

20.
Panjang jari-jari keras sirip dorsal




I
10 mm
19 mm
15 mm

II
15 mm
21 mm
15 mm

III
20 mm
24 mm
12 mm

IV
20 mm
23 mm
20 mm

V
20 mm
21 mm
18 mm

VI
22 mm
22 mm
20 mm

VII
20 mm
23 mm
16 mm

VIII
20 mm
21 mm
15 mm

IX
18 mm
19 mm
18 mm

X
16 mm
22 mm
25 mm

XI
15 mm



XII
15 mm



XIII
15 mm


21.
Panjang jari-jari lemah sirip dorsal




1
25 mm
29 mm
28 mm

2
25 mm
31 mm
30 mm

3
27 mm
32 mm
31 mm

4
26 mm
23 mm
22 mm

5
25 mm
23 mm
22 mm

6
25 mm
21 mm
21 mm

7
20 mm
19 mm
11 mm

8
12 mm
12 mm
17 mm

9
10 mm

16 mm

10
8 mm



11




12




13



22.
Jumlah jari-jari sirip caudal
28
7
25
23.
Jumlah jari-jari sirip pectoral
14
13
13
24.
Jumlah  jari-jari sirip pelvic:

7


a.jari-jari keras
4
2
3

b.jari-jari lemah
6
5
6
25.
Jumlah jari-jari sirip anal

9


a.jari-jari keras
7
3
4

b.jari-jari lemah
9
6
6
26.
Lebar bukaan mulut
1
2
3
27.
Jumlah bar
4
250
120
28.
Jumlah band
6
-
-
29.
Jumlah blotches
64
100
40
30
Jumlah sadle blotch
-
30
30
31.
Simbol/rumus sirip dorsal
D.VIII.10
D.X.7

32.
Simbol/rumus sirip anal
A.VII.9
A.IX.3


Keterangan:
1. Ikan baronang (S. canaliculatus)
2. Ikan kerapu sunu (P. leopardus)
3. Ikan kerapu macan (E. Fuscoguttatus)
4.1.3. Morfologi ikan
Adapun hasil pengamatan pada morfologi ikan dapat dilihat pada table 3 berikut:
Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi ikan:
NO
PARAMETER
BENTUK MORFOLOGI IKAN
Kerapu sunu
Kerapu macan
Baronang
1
Bentuk tubuh
Compressed
Compressed
Compressed
2
Bentuk mulut:




a.Berdasarkan bentuk
Tabung
Tabung
Tabung

b.Dapat tidaknya disembulkan
dapat disembulkan
dapat disembulkan
Dapat disembulkan

c.Berdasarkan letaknya
Terminal
Terminal
Terminal
3
Sungut (ada/tidak ada)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
4
Bentuk sirip ekor
Diphycercal
Diphycercal
Homocercal
5
Sirip pelvic (berpasangan/tidak berpasangan)
Berpasangan
Berpasangan
Berpasangan
6
Sirip anal (berpasangan/tidak berpasangan)
Tidak berpasangan
Tidak berpasangan
Berpasangan









4.2. Pembahasan
Metode mengukur tubuh ikan merupakan suatu cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi ikan sehingga dapat digunakan untuk mengenal ciri-ciri ika yang beraneka ragam dari setiap jenis ikan, perbedaan-perbedaan yang bersifat permanen dan tetap diantara individu-individu yang kelihatannya sama. Metode ini pada umumnya digunakan dalam identifikasi dan kuantifikasi morfologi ikan. Ukuran yang digunakan untuk identifikasi, hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Berbagai ukuran yang sering dilakukan dalam identifikasi ikan adalah panjang biasa, fork length, panjang total, tinggi badan, tinggi batang ekor, panjang batang ekor, panjang dasar sirip punggung atau sirip dubur, panjang di bagian muka sirip punggung, tinggi sirip punggung atau sirip dubur, panjang sirip dada dan sirip perut serta panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang.
Pada pengamatan ikan kerapu sunu tampak jumlah sirip dorsal pertama 10 buah, sirip dorsal kedua 10 buah, sirip anal 10 buah, panjang batang ekor 15 mm, panjang standar 175  mm, panjang kepala 45 mm panjang total 150  mm dan memiliki berat 150 gr, sedangkan bentuk tubuh cenderung lebih gepeng ke samping,lebar tubuh lebih kecil dari pada tinggi dan panjangnya, Memiliki bentuk mulut agak moncong, tidak memiliki sungut, dan bentuk  sirip ekor  agak lurus kea rah caudal, sehingga sirip ekor terbagi simetris baik dari arah dalam maupun dari arah luar.
Pada pengamatan ikan baronang tampak jumlah sirip dorsal 23 buah, sirip anal 16 buah, tinggi tubuh 65 mm, panjang batang ekor 15 mm, panjang standar 120 mm, panjang kepala 30 mm, panjang total 170 mm dan memiliki berat 160 gr, sedangkan bentuk tubuh cenderung lebih gepeng ke samping,lebar tubuh lebih kecil dari pada tinggi dan panjangnya, Memiliki bentuk mulut agak moncong, tidak memiliki sungut,, bentuk sirip ekor dan memiliki bentuk sirip ekor agak membelok kearah dorsal,sehingga caudal terbagi secara asimetris.
Pada pengamatan ikan kerapu macan tampak jumlah sirip  dorsal 18 buah, sirip anal 10 buah, sirip pelvic 9 buah, sirip pectoral 13 buah, panjang batang ekor 30 mm, panjang standar 195 mm, panjang kepala 80 mm, panjang total 230 mm dan meiliki berat 210 gr , sedangkan bentuk tubuh cenderung lebih gepeng ke samping,lebar tubuh lebih kecil dari pada tinggi dan panjangnya. Memiliki bentuk mulut agak moncong, tidak memiliki sungut, dan mempunyai bentuk ekor agak lurus kea rah caudal, sehingga sirip ekor terbagi simetris baik dari arah dalam maupun dari arah luar.
Pada nama kategori tertentu mendapat tambahan  akhiran tertentu pula , misalnya untuk:
Ordo (……………………….. iformes)
Subordo atau Superfamilia (………………………….oidea atau oidei)
Familia (………………………. idea)
Subfamilia (………………………… inae)
Tribe atau Suku (……………………………ini) (Mustafa, 2011).





V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1.      Morfologi
a.       Ikan kerapu sunu memiliki berat 150 gr dan memiliki cirri-ciri  tubuh adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Warna tubuh warna merah atau kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah, yang warnanya biasa berubah apabila dalam kondisi stress.
b.      Ikan baronang memiliki berat sekitar 160 gr dan meiliki bentuk mulut agak moncong, tidak memiliki sungut,, bentuk sirip ekor dan memiliki bentuk sirip ekor agak membelok kearah dorsal,sehingga caudal terbagi secara asimetris.
c.       Ikan kerapu macan memiliki berat sekitar 210 gr dan memiliki bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar kehitaman.
2.      Saran
Penyediaan alat-alat praktikum sebaiknya diperhatikan dan dipersiapkan sengan baik dan selengkap mungkin untuk mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum.


 






















I.      

PENDAHULUAN
1.1.      Latar belakang
Ikan sebagai sumber protein hewani pemanfaatannya semakin digalangkan dewasa ini. Budidaya ikan semakin maju dan mengarah pada budidaya intensif, juga bagi ikan-ikan yang mempunyai prospek untuk dibudidayakan. Perikanan dewasa ini tidak hanya mengandalkan pada hasil tangkapan, tetapi sudah pula dilakukan pembudidayaan. Agar teknik penangkapan dan pembudidayaannya dapat dilaksanakan secara tepat guna, perlu adanya penguasaan ilmu dasarnya.
            Sistem integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun. (Yusnaini, dkk 2013)
            Urat daging yang tampak merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari komponen-komponen penyusunnya, blok urat daging di sebut myotome dan kumpulan dari myotome disebut myosepta. Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan terbagi oleh  horizontal steletogeneus septum menjadi urat daging bagian atas(epaxial) dan urat daging bagian bawah (hypaxial). (Yusnaini, dkk 2013)
            Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism hidup. Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan  paru-paru selalu menggunakan insang. Belum berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernafasan dilakukan dengan menggunakan kantung telur.  (Yusnaini, dkk 2013)
            Sistem saraf memilaki fungsi yaitu sebagai penghubung antara otak organism dengan lingkungannya dan mengatur kerjasama antara organ bersama dengan hormone,serta penyelenggara kerja fisik. (Yusnaini, dkk 2013)
1.2.      Tujuan dan mamfaat
Adapun tujuan dan manfaat pada  praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Sistem Integumen
Tujuan dari percobaan yaitu untuk  mengamati struktur tubuh ikan, kulit dan derivate-derivatnya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, dan kelenjar racun.
Mamfaat percobaan  yaitu agar mahasiswa mengetahui struktur dari penutup tubuh ika,beserta bagian-bagiannya.
2.      Sistem Urat Daging
      Tujuannya yaitu untuk mengamati letak dan jenis-jenis urat dagingyang terdapat dalam tubuh ikan.
      Manfaatnya yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui letak, jenis-jenis dan bentuk urat daging ikan.
3.      Sistem Pernafasan
      Tujuannya yaitu untuk mengamati letak, bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses pernafasan yang meliputi insang serta ada atau tidaknya alat pernafasan tambahan yang biasanya terdapat pada beberapa jenis ikan tertentu.
      Manfaatnya yaitu supaya mahasiswa dapat mengetahui letak dan bagian-bagian serta fungsinya dari alat pernafasan pada ikan.


4.      Sistem Saraf
Tujuannya yaitu untuk mengamati bagian-bagian pusat saraf(otak) dan bagian saraf lainnya.
Manfaatnya yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan bagian-bagian dari sistem saraf  ikan.



















 
























II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Klasifikasi
2.1.1.      Klassifikasi ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus)
Adapun klasifikasi dari ikan kerapu sunu menurut sanin (2005) adalah sebagai berikut:
Kindom : Animalia
Phylum  : Chordata
Class  : Actinopterygi
Order : Perciforms
Family : Serranidae
Genus : Plectropomus
Species : P. leopardus











Gambar 7. Ikan kerapu sunu (P. leopardus)





2.1.2.      Klasifikasi ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Adapun klasifikasi dari ikan kerapu macan menurut Nurftriana (2011) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Class : Osteichtyes
Ordos  : Percomorphi
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Species :E. fuscoguttatus






Gambar 8: Ikan kerapu macan (E. Fuscoguttatus)








2.1.3.      Klasifikasi ikan layang (Decapterus russelli)
Adapun klasifikasi dari ikan layang adalah sebagai berikut:
 Kindom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Carangida
Genus : Decapterus
Species : D. russeli




Gambar 9: Ikan layang (D. russelli)
2.2.      Sistem Integument
sistem integumen adalah bagian tubuh yang berada pada bagian terluar. Sistem integumen terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya yang terdiri dari sisik, jari-jari sirip, skut, kill, lendir, dan kelenjar racun. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak seperti kelenjar ekresi tetapi dapat juga berupa struktur keras, dari kulit ini disebut juga eksoskeleton. (Radit 2011),
Sistem integumen atau kulit pada hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari epidermis turunan dari ektoderm dan dermis turunan dari mesoderm. Dua pola warna pada ikan tersebut disebabkan oleh tiga hal, salah satunya yaitu karena konfigurasi fisik (Rahardjo, 2004).
            Fungsi integumen yakni membantu memberikan corak atau pewarnaan pada kulit ikan(sisik) agar dapat memberikan keindahan pada ikan,selain itu integumen juga pelu dimengerti karena bertujuan untuk mengetahui sistim yang berhubungan dengan derifat kulit dan pola warna ikan. Warna pada ikan di sebabkan karena adanya pigmen yang tersebar di epidermis (Heryanti, 2011).
2.3.   Sistem Urat Daging
Ikan memiliki 3 urat daging, yaitu urat daging bergaris, urat daging licin dan urat daging jantung. Dilihat secara menyeluruh, urat daging bergaris di seluruh tubuh ikan teriri dari kumpulan urat daging pada kepala ikan. Urat daging licin terdapat pada anus, arteri dan saluran ekskresi. Sedangkan pada urat daging jantung disebut juga sebagai micocardium (Ranjani, 2001).
Urat daging yang terdapat di kedua sisi ikan dibedakan atas 2, yaitu bagian atas (epaxial) dan bagian bawah (hypaxial). Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh satu selaput yang dinamakan Horizontal Skeletogeneus Septum. Urat daging diseluruh tubuh ikan yang terdiri dari kumpulan blok urat daging, pada tiap blok dinamakan myotome yang dilapisi oleh myoseptum. Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan di sebelah kiri dan kanan di sebelah belakang kepala sampai ke batas ekor, myotome tersusun menurut pola yang biasa dibedakan menjadi 2, yaitu tipe clostomine dan tipe piscine (Nomleni, 2001).
2.4.      Sistem Pernafasan
            Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala. Ikan bertulang sejati misalnya ikan mas, mempunyai tutup insang atau disebut operculum. Insang mempunyai lembaran yang halus yang banyak mengandung kapiler darah sehingga berwarna merah. Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya meluas membentuk lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berguna untuk menyimpan udara sehingga ikan tersebut dapat hidup di lingkungan yang kurang oksigen (Widyako, 2002).
Kepala ikan yang telah dicopot insangnya menampakkan daun-daun insang berbentuk kipas yang tersusun secara tumpang tindih. Pada pangkal daun insang persis di belakang rongga mulut terdapat tapis insang (Ommanney, 2001).
2.5.      Sistem Saraf
Unit terkecil sistem saraf adalah neoron yang terdiri dari badan sel sebanyak dua atau lebih. Penjuluran plasma yang panjang disebut neurit atau axon yang berfungsi untuk meneruskan impuls yang diterima sedangkan penjuluran plasma yang pendek dinamakan denrite yang berfungsi sebagai penerima impuls. Setiap neuron dibungkus selaput yang disebut myelin, agar impuls yang melalui denrite atau neurite tidak terpencar keluar. Terdapat terjadinya hubungan antara neurite dan denrite disebut synapse (Massofa, 2011).





























III.

METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02 Desember 2013 pukul 13.00 WITA bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
3.2. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum beserta kegunaannya
No
Alat dan Bahan
Satuan
Kegunaan
1.








2.

Alat
- Baki/talenan
- Peralatan bedah
- Alat menggambar

-    Mistar
-    Pinset
-    Mikroskop

Bahan
-    Air panas
-    Ikan kerapu sunu (P. leopardus)
-    Ikan layang (D. russelli)
-    Ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus)

-
-
-

Cm
-
-


-
-

-

-

Tempat untuk meletakkan bahan
Untuk membedah bahan
Untuk menggambar morfologi dan anatomi obyek yang diamati
Untuk mengukur obyek
Untuk mengambil sisik ikan
Untuk mengamati obyek pengamatan

Untuk memanaskan ikan
Sebagai obyek yang diamati


Sebagai obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati




3.3.      Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem Integumen
-          Siapkan preparat (spesies ikan) yang bertipe sisik berbeda-beda .
-          Siapkan papan preparat, mikroskop/ lup, pinset, buku gambar dan peralatan lainnya.
-          Letakan ikan diatas papan preparat, lalu amati bagian luar ikan yang berhubungan dengan sistem integumen, amati dibawah mikroskop jenis-jenis sisik ikan.
2.      Sistem Urat Daging
-          Buang semua sisik terutama pada bagian yang akan dikelupas kulitnya.
-          Ikan yang telah direndam dengan air panas (mendidih) kira-kira 1-2 menit sampai ikan kejang dan kulitnya mudah dikelupas,perendaman jangan terlalu lama sebab urat daging akan rusak sehingga akan menyulitkan pengelupasan.
-          Kelupaslah kulit ikan dengan menggunakan pinset dan jarum penusuk.
-          Bukalah beberapa keping tulang pada bagian kepala untuk mengamati urat dagingnya.
3.      Sistem Pernafasan
-          Ambillah ikan yang akan diamati
-          Buatlah sayatan pada penutup insang terdepan dari dasar keatas dan teruskan agar ke bagian depan sampai rongga bagian atas dapat dikelupas dan dapat dilihat alat pernafasan tambahan.
-          Kemudian  amati bagian-bagian dari insang
4.      Sistem Saraf
-          Untuk mengamati otak bagian atas tegakkan kepala ikan (mulut berada dibagian atas) kemudian iris bagian atas kepala dekat tulang nasal kearah bawah sampai tepat mencapai bagian mata kemudian kuatkan bagian yang telah teriris tadi hingga terlihat otak bagian atas.
-           Untuk mengamati otak bagian samping guntinglah kepala dari arah mulut  kearah belakang hingga terbelah dua dan kuatkan hingga terlihat otak bagian samping.
-          Untuk mengamati otak bagian bawah keluarkan otak dari rongga otak dengan menggunting beberapa urat saraf, yaitu optic, nerve,olfactory nerve dan sebagainya.

















 






















IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
4.1.1.      Jenis ikan praktikum
a.      Ikan kerapu sunu (P. leopardus)



Gambar 10. Ikan Kerapu Sunu (P.leopardus), (Dok. Pribadi, 2013)

b.      Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus)





Gambar 11. Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus) (Dok. Pribadi, 2013)
c.       Ikan Kerapu Layang (D. russelli)




Gambar 12. Ikan Layang (D. russelli), (Dok. Pribadi, 2013)

4.1.2.      Hasil pengamatan pada Sistem Integumen Ikan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat di lihat pada Tabel 5 berikut:
No
Parameter
Ikan 1
Ikan 2
Ikan 3
1
Tipe sisik (squama)
Cycloid
Ctenoid
Ctenoid
2
Sisik duri (Scute)
-
-
-
3
Lendir
Berlendir
Berlendir
Berlendir
4
Lunas (Keel)
Ada
Tidak ada
Tidak ada
5
Warna sisik
Bening
Bening
Bening
6
Warna tubuh
Abu-abu
Merah
Bintik hitam
7
Jumlah primery Radii
-
5
6
8
Jumlah sccundary Radii
-
5
7
Keterangan:
1. Ikan layang (D. russelli)
2. Ikan kerapu sunu (P. leopardus)
3. Ikan kerapu macan (E. uscoguttatus)
a.       Bentuk sisik ikan layang (D.  russelli)
                                                                                          Keterangan:
2
1.  Primery Radii
2. Sccundary Radii

1
 



Gambar 13. Bentuk sisik ikan layang (D. russelli),( Dok. Pribadi, 2013)











b.      Bentuk sisik ikan kerapu sunu (P. leopardus),
                                                                                          Keterangan:
2
1.  Primery Radii
3
2. Sccundary Radii
3. Focus
1
 



Gambar 14. Bentuk sisik ikan kerapu sunu (P. leopardus), (Dok,pribadi,2013)
c.       Bentuk sisik ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus)
                                                                                          Keterangan:
1
1.  Primery Radii
2. Sccundary Radii
2
3. Focus
3
 


Gambar 15. Bentuk sisik ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus), (Dok,pribadi,2013)
4.1.3.      Hasil pengamatan pada Sistem Urat Daging Ikan
a.        Urat daging bagian luar tubuh ikan  layang (D. russelli)
3
Keterangan:
1. Myoseptum
1
2. Myomers
3. Horizontal skeletogenous septum
2
                                                                                                                                   
Gambar 16. Urat daging tampak bagian samping kiri tubuh ikan. (Dok, pribadi, 2013)

b.     
1
Penampang melintang otot ikan layang (D. russelli)
2
Keterangan:
3
1. Supracarinalis
2. Septum verticale
9
3. Myomer(myoseptum)
5
4. Carpus vertebrae
6
5. Musculus lateralis super ficialis
4
6. Septum horizontale
7
7. Covum libdominis
8
8. Infacarinalis
9. Myocommata (myotome)
Gambar 17. Urat daging tampak melintang pada ikan layang (D. russelli),( Dok, pribadi, 2013)

4.1.4.      Hasil pengamatan pada sistem syaraf
a.       Otak ikan
         Keterangan:
1. Olfactory nerve
2. Saccus dorsalis
3. Optic labe
4. Facial labe of medulla
5. Vagus x
6. Vagal labe of medulla
7. Cerebellum
8. Olfactory labe
Gambar 18. Otak bagian atas ikan (Dok, pribadi,2013)







4.1.5.      Hasil pengamatan pada Sistem pernafasan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini dapat di lihat pada Tabel 6 berikut:
No
Parameter
Ikan 1
Ikan 2
1.
Upper Limb rakers
56
50
2.
Lower Limb rakers
67
70
3.
Gill rakers
17
35

Keterangan :
1. Ikan kerapu sunu (P. leopardus)
2. Ikan layang (D. russelli)
a.       Sistem pernafasan ikan kerapu sunu (P. leopardus)
            Keterangan :
1. Upper limb rakers
2. Lowers limb rakers
1
3. Gill rakers
3
2
 




Gambar 19. Insang dan bagian-bagiannya (Dok,pribadi.2013)

b.      Sistem pernafasan Ikan layang (D. russelli)
            Keterangan :
1. Upper limb rakers
2
2. Lowers limb rakers
3
3. Gill rakers
1
 



Gambar 20. Insang dan bagian-bagiannya (Dok,pribadi.2013)
4.2.  Pembahasan
Adapun pembahasan dari percobaan ini yaitu :
4.2.1.      Sistem Integumen
               Sistem integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivate-derivatenya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun. (Yusnaini, dkk 2013)
        Berdasarkan hasil pengamatan pada Ikan Layang (D. ruselli), bahwa sistem integumennya yaitu mempunyai sisik  bentuk Cycloid, tidak terdapat sisik duri, terdapat  lendir,memiliki lunas (keel), tidak memiliki kelenjar racun, memiliki warna tubuh putih ke abu-abuan.
 Berdasarkan hasil pengamatan pada Ikan kerapu sunu (P. leopardus) diketahui sistem integumennya yaitu mempunyai sisik tipe Ctenoid,tidak terdapat sisik duri, terdapat lendir, tidak ada lunas, jari-jari siripnya keras dan tidak mempunyai kelenjar racun dan memiliki warna tubuh merah keputihan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kerapu macan (E. fuscoguttatus) , yaitu mempunyai sisik tipe Ctenoid, tidak memiliki sisik duri, berlendir, tidak memiliki lunas,memiliki warna tubuh bintik hitam tidak terdapat kelenjar racun,
 Hal ini didukung oleh Bahar (2006), kenampakan insang dengan warna merah tanpa adanya lendir. Tekstur daging dalam keadaan padat dan lentur. Dapat dilakukan dengan cara menekan bagian tubuh ikan menggunakan jari, jika kondisi baik maka permukaannya akan kemabali normal (tidak berbekas tekanan jari). Perut dalam keadaan utuh tidak terjadi pengeluaran isi perut (pecah perut) dinding perut utuh. Sisik melekat kuat pada tubuh tidak mudah lepas.
4.2.2.      Sistem Urat Daging
Sistem urat daging merupakan suatu kesatuan antara komponen-komponen penyusunnya, komponen tersebut berupa blok urat daging yang disebut myomer dan kumpulan dari myocommata.
Berdasarkan pengamatan yang pertama dilakukan pada bagian luar dari tubuh ikan, disini urat daging yang menyusun tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai kebatang ekor myomers dan myoseptum tersusun menurut bentuk-bentuk yang tertentu pada ikan layang (D.ruselli). Mulai dari bagian kepala ikan, rahang maupun tulang lengkung insang
            Hal ini didukung oleh Yasin, (2000) yang mengatakan bahwa secara keseluruhan urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri dari kumpulan urat daging kepala ikan, urat daging berhubungan dengan rahang dan tulang lengkung insang, urat daging sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip. Pengamatan kedua difokuskan pada potongan melintang dari urat daging yang dibagi atas 3 bagian yaitu bagian belakang kepala, bagian perut dan bagian depan sirip ekor. Pada bagian kepala pada ketiga tersebut tersusun atas “vertical septum“ merupakan garis yang memisahkan antara bagian kanan dan kiri dari tubuh ikan, “horizontal“ skeletogeneus “septum“ merupakan garis yang memisahkan antara atas bawah dari potongan melintang tubuh ikan dan “red lateral muscle“ merupakan bagian yang berwarna merah tua. Pada bagian adan terdiri bagian yang sama dengan kepala namun telah terdapat bagian “bodi cavity“ yang merupakan tempat diletaknya organ dalam dari tubuh ikan berupa alat pencernaan, alat pernafasan dan gelombang renang. Dan pada bagian depan sirip caudal terdiri dari bagian yang sama dengan bagian depan kepala dan perut, namun terdapat bagian ”supracarinalis” bagian ujung atas potongan ikan.
4.2.3.      Sistem Pernafasan
          Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism hidup. Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan  paru-paru selalu menggunakan insang. Belum berfungsinya insang pada saat embrio, maka pernafasan dilakukan dengan menggunakan kantung telur.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan pada ikan layang (D. russeli) dan ikan kerapu sunu (P. leopardus) tapis insang (Gill Rakers) ikan layang dan kerapu sunu berbeda, dari ke dua ikan tersebut ikan layang memiliki tapis insang yang lebih besar.
4.2.4.      Sisitem Saraf
         Sistem saraf adalah penghubung antara otak dan linkungan sekitar,serta mengatur kerjasama antara organ bersama dengan hormone.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukuan pada otak ikan di dapatkan bahwa otak ikan memiliki banyak sel.
Hal ini sependapat dengan Rahardjo (1982) yang menyatakan bahwa unit terkecil sistem saraf adalah sel saraf (neuron) yang terdiri dari badan sel sebanyak dua atau lebih.  Penjuluran plasma yang panjang disebut neurit atau axon yang berfungsi untuk meneruskan impuls yang diterima sedangkan penjuluran plasma yang pendek dinamakan denrite, yang berfungsi sebagai penerima impuls.























 

























V.               

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.  Kesimpulan
Simpulan dari hasil pengamatan  ini adalah sebagai berikut:
1.      Sistem Integumen
Ikan layang memiliki bentuk tubuh stream line, mempunyai sisik  bentuk Cycloid, tidak terdapat sisik duri, terdapat  lendir,memiliki lunas (keel), tidak memiliki kelenjar racun, memiliki warna tubuh putih ke abu-abuan. Ikan kerapu sunu memiliki ciri bentuk tubuh gepeng ke samping, mempunyai sisik tipe Ctenoid,tidak terdapat sisik duri, terdapat lendir, tidak ada lunas, jari-jari siripnya keras dan tidak mempunyai kelenjar racun dan memiliki warna tubuh merah keputihan. Ikan kerapu macan Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Bentuk badan kerapu macan memanjang dan cenderung gepeng (compressed) atau agak membulat. Mulut berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat. Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan.
2.      Sistem Urat Daging
Pada pengamatan ikan layang di di ketahui seluruh tubuh ikan layang bagian luar terbentuk dari urat daging myomers dan myoseptum yang menyusun tubuh ikan sebelah kiri dan kanan, dari belakang kepala sampai kebatang ekor.


3.      Sistem Pernafasan
Pada pengamatan yang di lakukan pada ikan layang (D. russeli)  di ketahui jumlah upper limb rakers 50, jumlah lower limb rakers 70 dan gill rakers  35. ikan kerapu sunu (P.leopardus) jumlah  tapis insang (Gill Rakers) 17, upper limb rakers 56, jumlah lower limb rakers 67.
4.      Sistem Saraf
Pada pengamatan yang dilakukuan pada otak ikan di dapatkan bahwa otak ikan memiliki banyak sel saraf.
5.2  Saran
Praktikum seharusnya dilaksanakan lebih lama agar mendapatkan data yang akurat sehingga mahasiswa lebih mengerti.













I. PENDAHULUAN
1.1. Latar balakang
Sistem rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi. Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjangdan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam prosespembentukan butirdarah merah. Pada beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan pada banyak vertebrata, kecuali cyclostomata dan elasmobranchii merupakan jaringan embrional. Hal ini dimungkinkan karena dapat memberikan sifat ringan dan kelenturan yang diperlukan  oleh dinamika pertumbuhan. Sebagian besar rangka osteichtyes pada mulanya dibentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam bentukbentuk yang khusus melalui proses osifikasi. (Manda et el,2009).
Fungsi utama saluran pencernaan makanan adalah untuk menghancurkan makanan menjadi zat yang terlarut sehingga makanan tersebut mudah di serap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Proses terjadi dalam dua bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambumg), serta secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus). (Yusnaini,dkk 2013)
Saluran pencernaan (tractus digestivus) pada ikan di mulai dari mulut dan berakhir di anus. Secara umum alat pencernaan pada ikan meliputi: mulut (mouth), dan rongga mulut, faring (pharynx), esophagus (esophagus), lambung (stomach), pylorus (pyloric), usus (intenstine), dan anus. (Yusnaini,dkk 2013)
Sistem peredaran darah pada ikan berupa satu jalur sirkulasi (bersifat tunggal) yaitu peredaran dari jantung ke insang dan di sebar ke seluruh tubuh dan kemudian kembali ke jantung. Fungsi jantung adalah untuk memompakan darah yang berkadar oksigen rendah ke insang dan mengikat oksigen kemudian di sebarkan ke seluruh tubuh. (Yusnaini,dkk 2013)
Sistem urogenital dibangunkan oleh dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar dari tubuh sebagai larutan dalam air dengan perantaraan ginjal dan salurannya.
Sistem genitalia disebut juga sistem reproduksi yang fungsinya untuk berkembangbiak. Organ utama sistem ini adalah gonade (kelenjar kelamin) sepasang terletak antara usus dan gelembung renang. Kelenjar kelamin betina disebut ovarium sedangkan kelenjar kelamin jantan disebut testis (lebih jelas dibahas pada bab Sistem Reproduksi).




1.2. Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Sistem rangka
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati letak, jenis-jenis, bagian-bagian dan susunan tulang pada ikan.
Manfaatnya bagi mahasiswa yaitu agar mahasiswa mengetahui  jenis-jenis dan bagian-bagian  dari susunan tulang  ikan.
2.      Sistem pencernaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk  mengamati bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan makanan pada beberapa golongan ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi yang terjadi pada alat pencernaan tersebut.
Manfaatnya yaitu agar mahasiwa dapat mengetahui bentuk dan bagian-bagian dari alat pencernaan pada ikan.
3.      Sistem peredaran darah
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati letak bagian-bagian alat yang di gunakan dalam proses peredaran darah pada ikan, termasuk didalamnya insang,jantung dan bagian-bagiannya.
Manfaatnya yaitu agar mahasiswa mengtahui letak dan bagian-bagian dari peredaran darah pada ikan.




4.      Sistem urogenitalia
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati letak alat-alat yang di gunakan dalam proses ekskresi (pengeluaran) dan reproduksi (pembiakan) ikan.
Manfaatnya yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui nama dan letak alat-alat  yang di gunakan dalam proses reproduksi pada ikan.



















II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
dapun klasisifikasi ikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
2.1.1. Klassifikasi ikan kerapu sunu (Plectropomus  leopardus)
Adapun klasifikasi dari ikan kerapu sunu menurut sanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kindom : Animalia
Phylum  : Chordata
Class  : Actinopterygi
Order : Perciforms
Family : Serranidae
Genus : Plectropomus
Species : P.leopardus









Gambar 21. Ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus)
Bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik dibagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil ke arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar kehitaman. (Cornish,2004)
2.1.2.      Klasifikasi ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Adapun klasifikasi dari ikan kerapu macan menurut Nurftriana (2011) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Class : Osteichtyes
Ordos  : Percomorphi
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Species :E.fuscoguttatus
 





Gambar 22: Ikan kerapu macan (Epinephelus Fuscoguttatus)
Ciri-ciri tubuh adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Warna tubuh warna merah atau kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah, yang warnanya biasa berubah apabila dalam kondisi stress.
Bentuk badan kerapu macan memanjang dan cenderung gepeng (compressed) atau agak membulat. Ketebalan tubuh adalah 2,6 – 2,9 dari panjang standar, dengan skala garis lateral adalah 53-58. Panjang total tubuh kerapu macan dapat mencapai 80 cm. Mulut berukuran lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi-gigi geretan berderet dua baris, lancip dan kuat. Gigi-gigi terbesar terletak dibagian depan. Sirip ekor berbentuk membulat (rounded). Lobang hidung besar berada diatas mulut berbentuk bulan sabit. (Nurfitriana, 2011)
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan karang yang tergolong dalam famili Serranidae, tubuhnya dipenuhi sisik yang berukuran kecil yang berbentuk sikloid. Nama kerapu diberikan biasanya untuk empat genus Serranidae yaitu Epinephelus, Variola, Plectropampus dan Cromileptes. Di Indonesia Epinephelus sendiri mempunyai 38 species. Sebagian besar famili Serranidae. (Nurfitriana, 2011)











2.1.3.      Klasifikasi Ikan Lele (Clarias garipienus)
Adapun klasifikasi ikan lele (Clarias garipienus)
Kingdom     :Animalia
Phylum     : Chordata
Class       : Pisces
Order        : Ostariophysi
Family     : Clariidae
Genus       : Clarias
Species     : C.batrachus

 







Gambar 23: Ikan lele (Clarias  batrachus)
Ikan lele (C. batrachus ) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "sungut" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Morfologi ikan ini adalah tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed). Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Peranan yang menguntungkan dari ikan yang satu ini adalh sebagai bahan makanan karena rasanya yang enak dan gurih, juga sebagai pemberantas hama padi yang berupa serangga air, juga banyak mengandung Leusin dan Lisin untuk pertumbuhan anak –anak. Adapun peranan yang merugikan dari ikan lele ini adalah pada ikan lele yang masih muda patilnya mengandung racun, sedangkan pada ikan lele yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator
2.2. Sistem Rangka
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan. (Burhanuddin, 2008)
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus (Mahardono, 1979 dalam Armansya, 2009 ).
2.3. Sistem Pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Organ-organ Saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut hati, empedu, pancreas, lambung, esophagus, mulut/rongga, mulut, usus, pilorus dan pilorik saeka. Serta organ-organ tambahan seperti kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas. Dan Organ-organ pelengkap seperti sungut, gigi, tapis insang.
(Heryanti. 2011)
2.4. Sistem Peredaran Darah
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Organ-organ : jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah). Jantung ikan berfungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan  ada alat pacu jantung yang memungkinkan jantung terus berdenyut lain  walaupun otak sudah rusak. (Arfah, M. 2001)
2.5. Sistem Urogenitalia
Sistem urogenitalia merupakan kombinasi dari sistem urinaria dan genitalia. Sistem urinaria meliputi pembuangan hasil sisa metabolisme, baik melalui usus dan kulit maupun melalui alat ekskresi khususnya ginjal. Organ-organ yang termasuk dalam sistem ini adalah ginjal, wolfian duct, urinaria bladder dan urinaria papilla. Sedangkan sistem genitalia meliputi sistem di dalam reproduksi yaitu proses dihasilkannya spesies baru oleh spesies sebelumnya, yang didahului oleh pencampuran dengan perubahan gen dan ciri-ciri pad spesies sebelumnya nampak pada spesies baru. Sistem genitalia terbagi atas 2, yaitu alat reproduksi jantan yang terdiri dari testes, vas deverens dan genitale pore. Dan alat reproduksi betina yang terdiri dari ovari dan oviduct. (Ranjani, 2001)





 













III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Desember 2013 pukul 15.00 WITA bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.
3.2.  Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum beserta kegunaannya
No
Alat dan Bahan
Satuan
Kegunaan
1.







2.

Alat
- Baki/talenan
- Peralatan bedah
- Alat menggambar

-    Mistar
-    Pisau keter

Bahan
-    Ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus)
-    Ikan lele (Clarias garipienus)
-    Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

-
-
-

Cm
-


-

-

-

Tempat untuk meletakkan bahan
Untuk membedah bahan
Untuk menggambar morfologi dan anatomi obyek yang diamati
Untuk mengukur obyek
Untuk mengiris objek


Sebagai obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati

Sebagai obyek yang diamati




3.3. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem Rangka
-      Mengukus ikan dalam dalam air mendidih sampai beberapa saat tetapi daging tidak sampai terlepas, kemudian angkat dan rendam kedalam larutan NaOH 2- 4 %.
-          Memeriksa setelah 8 – 12 jam dan mencoba kupas dagingnya,
-          Membuang daging dengan pingset dan membersihkan sisanya yang masih menempel diujung dengan sikat keras, kemudian setelah kering disusun dengan benar.
2.      Sistem Pencernaan
-          Menusukkan gunting bedah dengan bagian yang tumpul ke bagian anus, kemudian tubuh ikan ke arah rongga perut bagian atas.
-          Setelah gunting mencapai ujung rongga perut bagian atas terdepan bagian kepala), mengarahkan gunting ke bagian bawah sampai ke dasr perut kemudian membuka daging yang telah tergunting tersebut sehingga organ-organ tubuh bagian dalam akan terlihat, dan alat pencernaan dapat di keluarkan dari dalam tubuh.
-          Menggunting bagian bawah kepala ikan hingga terbelah dua, memotong bagian terdepan esophagus dan menarik usus keluar kemudian memotong ujung akhir anus.

3.      Sistem Peredaran Darah
-          Melakukan pembelahan seperti pada waktu melihat alat pencernaan tetapi pembedahan dasar perut diteruskan sampai ke dekat insang untuk mempermudah pengambilan jantung.
-          Menggunting bagian depan bulbus snteriosus, cabang ductus cuvieri serta vena hepatica, mengeluarkan jantung kemudian memasukkan ke dalam larutan fisiologis agar konsentrasi jantung dapat tahan lama.
-          Untuk mengamati bagian-bagian jantung, sebaiknya digunakan jantung yang telah di formalin agar tidak rusak sewaktu dibedah.
4.      Sistem Urigenitalia
-          Melakukan pembedahan seperti pada waktu pengamatan alat pencernaan makanan kemudian mengeluarkan  saluran pencernaan tersebut agar mudah untuk pengerjaan selanjutnya.
-          Mengeluarkan testis dan ovarium yang akan diamati dengan menggunakan gunting untuk memotong dan pinset untuk menarik keluar.









 























IV.      

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Pengamatan
4.1.1. Jenis Ikan Praktikum
Pada praktikum ini digunakan 3 jenis berbeda yakni sebagai berikut:
a.      Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus)





Gambar 24. Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus) (Dok. Pribadi, 2013)

b.      Ikan Kerapu Sunu (P. leopardus)





Gambar 25. Ikan Kerapu Sunu (P.leopardus), (Dok. Pribadi, 2013)











c.       Ikan Lele (Clarias  batrachus)




Gambar 26: Ikan lele (Clarias  batrachus) (Dok. Pribadi, 2013)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.2.       Hasil pengamatan pada sistem pencernaan
      Pengamatan pada sistem pencernaan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Hasil pengamatan sistem pencernaan
No

Parameter
Ikan
1
Ikan
2
Ikan
3
1
Panjang Saluran Pencernaan
42
7,5
30
2
Jumlah Pilorik Kaeka
-
10
-
3
Bagian-bagian saluran pencernaan

2

1
-

Keterangan:
1.            Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus)
2.            Ikan Kerapu Sunu (P. leopardus)
3.            Ikan Lele (Clarias  batrachus)








a.    Saluran pencernaan Ikan Kerapu Macan (E. fuscoguttatus)
Keterangan:
1.     focus
2.    Annuli
3.    Posterior
4.    Boni ridge
5.    Anterior marg


Gambar  27. Bentuk saluran pencernaan ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus). (Dok. Pribadi,2013)
b.      Sistem pencernaan Ikan Kerapu Sunu (P. leopardus)
 

Keterangan :
1.focus
2.Annuli
3.Posterior
4.Boni ridge
5.Anterior marg

Gambar 28. Bentuk saluran pencernaan ikan kerapu sunu (P. leopardus) (Dok. Pribadi, 2013)

c.       Sistem pencernaaan Ikan Lele (Clarias  batrachus)
Keterangan :
        1.  Focus
        2.  Annuli
        3.  Posterior
        4.  Boni ridge
        5.  Anterior
                                                                                                   

Gambar 29. Bentuk saluran pencernaan ikan Lele (Clarias  batrachus). (Dok. Pribadi, 2013)
4.1.3. Hasil Pengamatan Pada Sistem Peredaran Darah
a. Sistem peredaran darah ikan kerapu macan (E. fuscoguttatus)
                      keterangan:
1.      Focus
2.      Annuli
3.      Posterior
4.      Boni Ridge
5.      Anterior marg


Gambar 30. Bentuk sistem peredaran darah Ikan Kerapu macan (E. fuscoguttatus). (Dok. Pribadi, 2013)
b. Sistem peredaran darah ikan kerapu sunu (P. leopardus)
     keterangan:
1.      Focus
2.      Annuli
3.      Posterior
4.      Boni Ridge
5.      Anterior marg

Gambar 31. Bentuk sistem peredaran darah ikan kerapu sunu (P. Leopardus). (Dok. Pribadi, 2013)

c.    Sistem peredaran darah ikan lele (Clarias  batrachus)
keterangan:
1.   Focus
2.   Annuli
3.   Posterior
4.   Boni Ridge
5.   Anterior marg

Gambar 32. Bentuk sistem peredaran darah ikan lele (Clarias  batrachus) (Dok. Pribadi, 2013)

4.1.4. Hasil Pengamatan Pada Sistem Uregenitalia
a. Sistem Urogenital Ikan Kerapu Macan (E.fuscoguttatus)
   Keterangan :
1. Focus
2. Annuli
3. Posterior
4. Boni ridge
5. Anterior marg
Gambar 33. Bentuk sistem Uregenitalia ikan kerapu macan (E.fuscoguttatus)

b. Sistem Uregenitalia Ikan Kerapu Sunu (P.leopardus)
    Keterangan :
1. Focus
2. Annuli
3. Posterior
4. Boni ridge
5. Anterior marg
 Gambar 34. Bentuk sistem  uregenitalia ikan kerapu sunu (P.leopardus)

c.       Sistem Urogenital Ikan Lele (C.batrachus)
Keterangan :
1. Focus
2. Annuli
3. Posterior
4. Boni ridge
5. Anterior marg
Gambar 35. Bentuk sistem uregenitalia ikan lele (C.batrachus)

4.1.5. Hasil Pengamatan Pada Sistem Rangka
a.       Sistem rangka Ikan Baronang (S. caliculatus)
4
9
Keterangan :
2
5
7
8
 



3
6
                                                                                                                
1
 


Gambar 36. Sistem Rangka Ikan Baronang (S. canaliculatus)
Keterangan:
1.      Anal Fin
2.      Vebrate
3.      Hermal Spin
4.      Anterior Dorsal Fins
5.      Orbit
6.      Dentary
7.      Maxila
8.      Primaxila
9.      Caudal Fin


4.2.      Pembahasan
Pada pengamatan terhadap sistem pencernaan, ikan yang di amati yaitu ikan Kerapu macan, ikan Kerapu sunu dan ikan Lele. Fungsi penting dari pencernaan yaitu menghancurkan makanan menjadi zat terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme tubuh. Proses terjadi pencernaan tersebut dipengaruhi dalam dua bentuk yaitu secara fisik yang terjadi dalam rongga mulut dan secara kimiawi yang terjadi dalam lambung dan anus.  Hal ini didukung oleh Yusnaini dkk (2007), yang menyatakan bahwa fungsi alat pencernaan pada ikan adalah untuk menghancurkan makanan menjadi zat yang terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Proses pencernaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambung). Serta secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus).
           Alat pencernaan pada ikan meliputi dalam tubuh ikan erat ketika dihubungkannya dengan jenis makanan yang akan dimakannya sehingga terdapat beberapa adaptasi alat pencernaan makanan ikan terhadap makanannya untuk membedakan ikan antara spesies yang lainnya. Pada ikan Kembung Lelaki biasa memakan sisa-sisa hasil metabolisme dari manusia dan juga zat organik lainnya yang ada disekitarnya.
             Pada pengamatan sistem peredaran darah, ikan yang diamati adalah Ikan kerapu macan, kerapu sunu, dan ikan lele. Pada umumnya ikan tersebut pada sistem peredaran darah hanya mempunyai satu jalur sirkulasi yaitu peredaran darah tunggal dimana darah mengalir dari jantung ke insang dan kemudian tersebar keseluruh tubuh dan akan kembali ke jantung. Hal ini didukung oleh Effendi, (2001) yang menyatakan bahwa sistem peredaran darah ikan tersebut mempunyai satu peredaran darah yakni darah dari jantung keingsan dan keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.     
Jantung terletak di bawah faring di dalam rongga pericardium dari rongga coelom sebelah interior dan jantung terdiri dari rongga, terdiri atas dua bagian coelom sebelum ventriaculum dan ventricle serta atrium. Di antara pembatas ventricle tidak kembali dan atrium juga terdapat pembatas yang disebut dengan kutub atrioventrcular yang sebagai agar darah yang dipompakan ke ventricle tidak kembali menuju ke atrium. Peredaran darah ikan juga meliputi pembuluh vena yang berfungsi untuk membawa darah keseluruh tubuh pada ikan.
            Pada pengamatan sistem urogenitalia, jenis ikan kerapu macan, kerapu sunu dan ikan lele, yang dimana sistem ini merupakan kombinasi antara sistem ekskresi dengan sistem reproduksi.  Setiap urogenitalia merupakan kombinasi dari sistem urinaria (eksresi) dan sistem genetalia (reproduksi). Sistem urinaria jika merupakan penghubung sisa hasil metabolisme baik melalui anus, kulit maupun melalui alat eksresi khususnya ginjal. Organ yang termaksuk dalam sistem urogenetalia adalah ginjal, wolfian duct. Urinaria kadder dan urinaria papia.
           Pada pengamatan sistem rangka digunakan Ikan baronang  untuk diamati rangkanya. Pengambilan sampel ikan ini yaitu di Pelelangan Kota Kendari, hari Rabu, tanggal 5 Desember 2013, Pukul 06.30 Pagi. Rangka sangat berguna untuk memberikan bentuk-bentuk tubuh. Sistem rangka ini pada umumnya sama pada setiap bagiannya dimana bagian itu akan berkurang jika semakin ke bawah. Pada pengamatan rangka ikan Putih mulai dari kepala sampai ujung ekor terdiri atas bagian : Paraspenoid, Symplectic, Homocercal tail in, Opercle, First caudal vertebra, Soft-rayed dorsal pin, Anal fin, Neural spin, Ultimate vertebrata Branched soft-ray atau caudal fin, Spny ayed dorsal fin, Hemal spines, Pterygiophore (proximal part), Frontal, Pterygiophore (distal part). Bagian-bagian dari rangka itu tersusun dari tulang sejati atau tulang rawan. Pada pengamatan kepala tulang tengkorak ikan baronang, terdapat Prootic, Fronta, Alisphenoid, Infraorbitals, Parasphenoid, Prefrontal, Lachryml, Nasal, Dermethmoid, Premaxilla, Dentary, maxilla, Mesopterygoid, Pterygoid, Articular, Quadrate, Agular,  Panental, Supraoccipital, Sphenotic, Epoic, Posttemporal, Pterotic, Supraclenthrum, Clenthrum, Scapula, Subopercle, Opercle, Interopercle, Preopercle, Branchiostegals, Hyomandibular, Symplectic dan Metapterygoid. Sedangkan pada tulang bagian perut terdapat beberapa bagian yaitu neural spine, Neural arch, Neural canal, Centrum, Transverse processes, Fused transverse processes, Hemal canal, Neural arch, Hemal arch, dan Hemal spine.











 


















V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
            Simpulan dari hasil pengamatan dan pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.     Sistem pencernaan
Proses pencernaan terjadi secara fisik terutama terjadi dalam rongga mulut dan lambung serta secara kimiawi terutama yang terjadi dalam lambung dan anus pada ikan.
2.      Sistem Perderan Darah
Peredaran darah pada ikan adalah jantung. Tetapi bentuk jantung pada ikan Kuniran lebih kecil dibandingkan dengan ikan Kembung Lelaki dan ikan Putih.
3.      Sistem Urogenatalia
Pengamatan sistem urogenitalia merupakan kombinasi dari sistem urinaria (eksresi) dan sistem genetalia (reproduksi)
4.                                                                                         4.  Sistem Rangka
Sistem rangka difokuskan pada tulang vertebrata pada badan, pada caudal pertama dan caudal terakhir.Sehingga rangka ikan dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu rangka axial, rangka viceral, dan rangka apendicular, di dalam rangka sangat berguna dalam pembentukan butiran-butiran darah, pembentuk tubuh dan penyokong organ-organ tubuh.

5.2 Saran
Saran saya pada prkatikum kali ini adalah agar para praktikan dapat bekerja lebih cepat untuk lebih mengefisienkan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, M. 2001. Laporan Lengkap Praktikum Ichtyologi. Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.
Armansya. 2009. Laporan Lengkap Praktikum Ikhtiology. Diakses : 25 Mei 2013, 16:20.
Burhanuddin, A. Iqbal. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya.Yayasan Citra Emulsi. Makassar.
Cornish, 2004. Taksonomi-dan-morfologi-kerapu. Diakses pada tanggal 22 Maret 2004.
Heryanti. 2011. Ikhtiologi Fakultas Perikanan. Diakses tanggal 14 Desember2011 pukul 09.00 WITA.
Lahiank. 2011. Laporan Lengkap Ikhtiologi. Diakses tanggal 14 Desember 2011 hari Rabu pukul 09.00 WITA..
Massofa. 2011. Taksonomi Vertebrata.  Diakses tanggal 14 Desember 20011 pukul 09.00 WITA.
Mustafa, A. 2011. Bahan Ajar Ikhtiologi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. FPIK Universitas Haluoleo. Kendari
Nomleni, M. 2001. Laporan Lengkap Praktikum Ichtyologi. Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.
Nurfitriana.  2011. Literatur ikan. Diakses tanggal 02 Agustus 2011 pukul 06.47 WITA.
Ommenney. 2001. Zoologi Vertebrata. Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya. Jakarta.
Radit. 2011. Sistem Integument. Diakses tanggal 18 Desember 2011 hari Rabu pukul 09.00 WITA.
Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.
Ranjani, I. D. 2001. Laporan Lengkap Praktikum Ichtyologi. Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.
Sulistiyono.2005. Morfologi Dasar Ikan. Mandala Pratama: Jogjakarta.
Yusnaini,wellem,Nadia,L.A.R. 2013. Penuntun praktikum ikhtiologi.fpik. universitas Halu Oleo.
Widyako. 2002. Ekologi Ikan. Direktorat Jendral Perikanan Departemn Pertanian. Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar